Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Tinggal dan Pergi?

     “Jika saja dunia sebuah kreativitas tanpa dimensi mungkin mataku sudah kujadikan pena untuk kepalamu yang kujadikan buku lalu kutulis kenangan-kenangan indah biar kekal kau kenang.” Anganku 13 Februari 2020 didalam kereta yang belum bergerak dari stasiun tengah-tengah kota Jogjakarta ini yang akan menjadi kali terakhirku melihat kota istimewa ini. Aku memutuskan untuk meninggalkan kota kelahiranku ku ini, bukan tanpa sebab. Aku merasa kota ini penuh kenangan pahit yang merusak suasana ketenangan hatiku. Tepat 2 bulan lalu sesudah wisudaku aku mendapat realitas pahit yang setiap hari menghancurkan suasana hatiku. Aku tak bisa mengelak fakta bahwa perempuan yang seharusnya duduk bersamaku di atas panggung pelaminan sekarang pergi jauh ke dunia yang penuh taman indah.  Pergi dari Jogja adalah keputusan mutlakku, menuju Semarang mungkin akan menjadi destinasi kebahagiaan pikirku. Tiba di stasiun Semarang aku melihat banyak sekali orang-orang yang dijemput keluarga a...

Menebak Cangkir Hati

     Hujan, menulis, dan aroma kopi adalah kombinasi paling menyenangkan bagi seorang penulis sepertiku. Kata-kata indah kucoba rangkai berkala, cerita demi cerita ku usahakan terlahir mengalir, dan plot demi plot mulai terurai secara natural. Rutinitas ini kulakukan setiap hari tanpa rasa bosan, seakan ini sudah menjadi keharusanku, meski sebenarnya aku bukanlah seorang penulis profesional. Aku adalah seorang lulusan sarjana psikologi yang tak punya bakat menulis. Tetapi entah kenapa, aku selalu merasa ada kepuasan tersendiri saat berada di kafe, mengetik di laptop, dan menulis cerita Aku selalu mengirimkan cerita-cerita pendek romantis ke penerbit-penerbit, berharap mereka tertarik. Tapi sayangnya, selalu berakhir dengan penolakan. Mereka bilang cerita-ceritaku terlalu monoton dan membosankan. Meski begitu, aku tak pernah merasa lelah. Aku tetap menulis, berpikir bahwa penolakan adalah bagian dari perjalanan. Seakan itu sudah hal biasa, walau sebenarnya aku merasa frust...

Perayaan Warna Valentine

    Namaku Ditto, seorang remaja SMA yang sejak kecil tak pernah berharap ada warna lain yang muncul menemani hari-hariku selain hitam dan putih. Tapi kali ini, berbeda. Aku baru saja menemukan warna baru. Tanggal 13 Februari 2024, sehari sebelum Valentine yang identik dengan pemberian cokelat kepada orang terkasih, aku dihadapkan pada sebuah pilihan sulit. Sebagaimana lelaki yang sedang jatuh cinta, rasanya sudah selayaknya merayakan Valentine seperti pasangan remaja lainnya. Lagi pula, ini adalah pertama kalinya bagiku. Hatiku jatuh pada Raelia Artistika, perempuan manis yang sekelas denganku saat kelas 10 dulu, dan mulai dekat sejak kelas 11 meskipun kami berbeda kelas kami dekat karena kami mempunyai idola yang sama yaitu pak Sapardi Djoko Darmono. Kami saling mengetahui idola kami sama karena pada waktu itu guru menyuruh kami menuliskan siapa idola masing-masing siswa dan kami berdua kompak menulis pak Sapardi. Kami memang dekat, tapi belum sedekat sampai menjalin hubunga...